* Wanita hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang.
Sebab, jika itu dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai
dengan perbuatannya itu. Tentu saja tak demikian. Itu cuma takhayul
saja. Tapi, yang perlu diingat, membunuh atau menganiaya binatang adalah
perbuatan yang tak bisa dibenarkan.
* Dilarang menutup lubang-lubang, seperti lubang semut karena akan
menyulitkan proses persalinan. Sulitnya persalinan tentu saja bukan
ditentukan hal itu. Seperti kita tahu, proses persalinan tergantung pada
3P (power, passage, passanger). Proses persalinan bisa berjalan lancar
jika ketiga komponen tersebut dalam kondisi baik. Ukuran bayi
(passanger) tak terlalu besar agar bisa melalui jalan lahir (passage).
Didukung oleh konstraksi (power) yang teratur dan efektif sehingga mampu
membuka jalan lahir.
* Harus memakai tali/benang warna hitam melingkari perut di atas rahim
agar bayi dalam kandungan tak naik lagi letaknya sehingga proses
persalinan bisa berjalan lancar.Agar dipahami dengan jelas, letak bayi
mengalami tahapan-tahapan. Kepalanya akan masuk ke rongga panggul
menjelang dan pada saat proses persalinan.
* Ibu hamil disarankan memasang gunting kecil atau pisau kecil pada
pakaian dalam agar janin terhindar dari marabahaya.Yang bahaya justru
bila gunting atau pisau kecil itu menusuk kulit ibu. Betul, kan?
* Menyematkan kantung kecil bersisi paku atau bawang putih pada pakaian
dalam agar terhindar dari gangguan kuntilanak.Wah, yang ini, jelas-jelas
takhayul. Salah-salah paku tersebut dapat melukai ibu.
* Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang
dikandungnya tak terlilit tali pusat.Ini pun jelas mengada-ada karena
tak ada kaitan antara handuk di leher dengan bayi yang berada di rahim.
Penjelasan secara medis, seperti diterangkan dr. Judi, hiperaktivitas
gerakan bayi, diduga dapat menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya
terlalu aktif. Jadi, tak heran bila ada anjuran agar ibu hamil sudah
mengambil cuti sebulan menjelang persalinan. Diharapkan ibu tak terlalu
lelah, agar hal-hal yang tak diharapkan tak terjadi menjelang
persalinan. Dan bisa mempersiapkan segala keperluan untuk bayi dan ibu
sendiri.
* Agar persalinan lancar, pada Upacara 7 Bulanan, calon ibu dan calon
ayah diminta meloloskan ikan/belut melalui kain sarung yang dikenakan
ibu. Jika ikan/belut keluar dengan lancar (tak menyangkut), pertanda
persalinan bakal lancar. Tentu saja itu tak benar. Karena, seperti sudah
disebutkan di atas, lancar-tidaknya sebuah proses persalinan tergantung
pada berat janin, tenaga mengejan si ibu, dan jalan lahir. Jika
semuanya saling mendukung, bisa ditebak pasti lancar.
* Jika mengendurkan semua tali yang ada di rumah, persalinan akan
berjalan lancar. Yang ini juga tak masuk akal. Yang benar, jika ibu
menggunakan pakaian longgar (tanpa tali-tali yang mengikat), ia akan
merasa lebih nyaman. “Sehingga kenyamanan tersebut membuatnya bisa
rileks menjalani kehamilan dan menyambut kelahiran,” kata dr. Judi.
* Tabu jika sudah menyiapkan perlengkapan bayi sebelum bayi lahir. Ah,
yang benar saja. Alangkah repotnya jika semua perlengkapan baru dibeli
saat si kecil sudah lahir. Yang pasti, jangan terlalu boros dulu. Jadi,
yang disiapkan hanya hal-hal yang benar-benar diperlukan dalam jumlah
secukupnya.
* Jika ibu hamil senang bersolek maka bayinya yang bakal lahir, berjenis
kelamin perempuan.Ini tak sepenuhnya benar. Memang, bawaan ibu hamil
berbeda-beda. Ada yang lebih suka berdandan agar terkesan rapi. Ada yang
malas bersolek karena perut gendutnya sudah cukup membuatnya repot dan
kegerahan.
Yang jelas, laki-laki atau perempuan ditentukan oleh sperma ayah. Jika
kromosom X dari sperma ayah bertemu dengan kromosom X dari sel telur
ibu, maka bayinya dipastikan perempuan. Tapi jika kromosom Y dari sperma
ayah bertemu dengan kromosom X dari sel telur, maka bayinya laki-laki.
* Jika bentuk perut ibu selama hamil meruncing, ia akan melahirkan bayi
lelaki. Sementara jika bundar, yang akan lahir bayi perempuan. Ah, yang
ini sih cuma kata nenek saja. Pada kehamilan pertama, perut cenderung
membulat di atas. “Karena otot-otot dinding perut masih kuat sehingga
mampu menyangga rahim,” papar dr. Judi. Sedang pada kehamilan berikutnya
yang bertambah besar dan berat cenderung turun ke bawah. Ini disebabkan
otot-otot dinding perut sudah mulai kendor dan tak terlalu baik
menyangganya.
Bisa juga disebabkan posisi bayi. “Jika melintang, bisa dipastikan perut
ibu melebar ke samping,” kata dr. Judi. Begitu pun jumlah cairan
ketuban. Jika jumlahnya banyak, perut pun kelihatan lebih besar.
* Saat hamil jangan mengangkat jemuran dan jangan melakukan gerakan
mengangkat. Konon jika ini dilakukan, tali pusatnya akan membelit di
leher bayi.Yang benar, mengangkat barang-barang berat tentu saja tak
dianjurkan bagi ibu hamil. Dikhawatirkan jika ia terlalu lelah, akan
mempengaruhi janin dalam perutnya.
* Ibu hamil tak boleh makan dengan piring yang besar agar anaknya tak
besar. Tentu saja ini sangat menggelikan. Mungkin saja jika makan dengan
piring besar membuat ibu lupa pada porsi makannya sehingga akhirnya ia
makan berlebihan. Dan tentu saja ini tak baik, karena akan membuat bayi
terlalu besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar