Rabu, 08 Mei 2013

atresia ani


ATRESIA ANI

PENGERTIAN

Atresia Ani adalah kelainan kongenital yang dikenalsebagai anus imperforate meliputi anus, rectum ataukeduanya (Betz. Ed 3 tahun 2002).
Atresia ani adalah tidak lengkapnya perkembanganembrionik pada distal anus atau tertutupnya anussecara abnormal (Suriadi,2001).
Atresia ani memiliki nama lain yaitu anus imperforata.Jika atresia terjadi maka hampir selalu memerlukantindakan operasi untuk membuat saluran sepertikeadaan normalnya
Jadi, atresia ani merupakan kelainan congenital tidakadanya lubang atau saluran anus.




ETIOLOGI
Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor,antara lain:
  • Putusnya saluran pencernaan dari atas dengandaerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubangdubur. 
  • Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalamkandungan berusia 12 minggu/3 bulan. 
  • Adanya gangguan atau berhentinyaperkembangan embriologik didaerah usus,rektum bagian distal serta traktus urogenitalis,yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan.

PATHOFISIOLOGI
Terjadinya anus imperforata karena kelainan congenital dimana saat proses perkembanganembrionik tidak lengkap pada proses perkembangan anus dan rectum. Dalam perkembanganselanjutnya ujung ekor dari belakang berkembang jadi kloaka yang juga akan berkembang jadi genitor urinary dan struktur anoretal.Atresia ani ini terjadi karena tidak sempurnanya migrasi dan perkembangan kolon antara 7-10 minggu selama perkembangan janin. Kegagalan tersebut terjadi karena abnormalitas padadaerah uterus dan vagina, atau juga pada proses obstruksi. Anus imperforate ini terjadi karenatidak adanya pembukaan usus besar yang keluar anus sehingga menyebabkan feses tidak dapat dikeluarkan. Manifestasi klinis diakibatkan adanya obstruksi dan adanya 'fistula. Obstuksi ini mengakibatkan distensi abdomen, sekuestrasi cairan, muntah dengan segala akibatnya Apabila urin mengalir melalui fistel menuju rektum, maka urin akan diabsorbsi sehingga terjadi asidosis hiperchloremia,sebaliknya feses mengalir kearah traktus urinarius menyebabkan infeksi berulang. Pada keadaan ini biasanya akan terbentuk fistula antara rectum dengan organ sekitarnya. Padawanita 90% dengan fistula ke vagina (rektovagina) atau perineum (rektovestibuler). Pada laki-laki biasanya letak tinggi, umumnya fistula menuju ke vesika urinaria atau ke prostate(rektovesika) pada letak rendah fistula menuju ke urethra (rektourethralis)

MANIFESTASI  KLINIS
Menurut Betz. Ed 7. 2002 gambaran klinis dari atresia ani, yaitu :
  1. Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelahkelahiran. 
  2. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada bayi. 
  3. Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salahletaknya 
  4. Distensi bertahap dan adanya tanda-tanda obstruksi usus (bilatidak ada fistula). 
  5. Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam. 
  6. Pada pemeriksaan rectal touché terdapat adanya membrananal. 
  7. Perut kembung

KLASIFIKASI
Menurut Ladd dan Gross (1966) anus imperforatadalam 4 golongan, yaitu:
a. Stenosis rektum yang lebih rendah atau padaanus.
b. Membran anus yang menetap.
c. Anus imperforata dan ujung rektum yang buntu terletak pada bermacam-macam jarak dari peritoneum.
d. Lubang anus yang terpisah dengan ujung

KOMPLIKASI
Menurut Ngastiyah, 1997 : 248, komplikasi yang dapat terjadi padapenderita atresia ani antara lain :
  • Asidosis hiperkioremia 
  • Infeksi saluran kemih yang bisa berkepanjangan. 
  • Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah). 
  • Komplikasi jangka panjang. 
  • Eversi mukosa anal. 
  • Stenosis (akibat kontriksi jaringan perut dianastomosis). 
  • Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilettraining. 
  • Inkontinensia (akibat stenosis awal atau impaksi). 
  • Prolaps mukosa anorektal. 
  • Fistula kambuan (karena ketegangan diare pembedahandan infeksi)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • Pemeriksaan rectal 
  • Pemeriksaan radiologi
  •  Pemeriksaan urin 
  • Pemeriksaan sinyal X lateral infeksi 
  • Ultrasond terhadapp abdomen

PENATALAKSANAAN
  • Eksisi membran anal 
  • Fistula, yaitu dengan melakukan kolostomisementara dan setelah umur 3 bulan dilakukankoreksi sekaligus 









INTERVENSI
  1. GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI BERHUBUNGAN DENGAN PROSES PENYAKIT
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jampasien merasa nyaman dengan kriteria hasil :
Nyeri berkurang
Pasien merasa tenang
intervensi :Kaji tingkat nyeri yang dirasakan pasien
Rasional : Mengetahui berat nyeri yang dialami pasien.
Ajarkan teknik relaksasi distraksiRasional : Membantu mengurangi rasa nyeri.
Berikan posisi yang nyaman pada pasien
Rasional : Posisi yang nyaman dapat mengurangi rasa nyeri klien.
Jelaskan penyebab nyeri dan awasi perubahan kejadian
Rasional : Pasien memiliki pemahaman tentang nyeri yang dialami
Kolaborasi pemberian obat analgesik sesuai indikasi
Rasional : Analgesik merupakan terapi obat untuk mengurangi nyeri

2. RESIKO NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN BERHUBUNGAN DENGAN MUAL,MUNTAH, dan ANOREKSIA
Tujuan : Setelah dilakukan tindakankeperawatanselama 3 x 24 jam tidak terjadikekurangan nutrisidengankriteria hasil :
Pasien tidak mengalami penurunan berat badan
Turgor pasien baik
Pasien tidakmual, muntah
Nafsu makan bertambah
Intervensi:Kaji status nutrisi pasien
Rasional : Mengetahuistatus nutrisi pasien.
Timbang berat badan pasienRasional : Mengetahui asupan nutrisi pasien
Catat frekuensi mual, muntah pasienRasional : Memvalidasi mual dan muntah
Catat intake nutrisi pasien Rasional : mengetahui intake nutrisi pasien secara valid
Beri motivasi pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi Rasional : Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi
Kolaborasi denganahli gizi dalampengaturan menu
Rasional : Dapat menentukan gizi makanan yang tepat bagi pasien


3. NYERI BERHUBUNGAN DENGAN TRAUMA JARINGAN POST OPERASI (KOLOSTOMI)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pertama nyeri berkurang dengan kriteria hasil :
Nyeri berkurang
Pasien merasa tenang
Tidakada perubahan tandavital
Intervensi:Kaji tingkat nyeri yang dirasakanpasien
Rasional : Mengetahuiberat nyeri yang dirasakanpasien.
Berikan penjelasan pada keluarga pasien tentangnyeri yang terjadi
Rasional : Keluarga pasien memahami penyebab nyeri.
Berikan tindakan kenyamanan, yakinkan pada pasien bahwa perubahan posisi tidak menciderai stoma
Rasional : Mengurangi resiko yang mencederaistoma pada kolostomi.

Ajarkanteknik relaksasi, distraksi
Rasional : Membantu mengurangi rasa nyeri.
Bantu melakukan latihan rentang gerak
Rasional : Agar pasien tidak kaku.
Awasi adanya kekakuan otot abdominal
Rasional : Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Analgetik merupakan terapi obat untuk mengurangi nyeri

4. RESIKO TINGGI KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN POLA DEFEKASI, PENGELUARAN TIDAK TERKONTROL
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan3 x 24 jam pertama tidak terjadi kerusakan integritas kulitdengan kriteria hasil:
Mempertahankan integritas kulit
Tidak terdapat tanda-tanda kerusakan integritas kulit
Mengindentifisikasi faktor resiko individu
Intervensi:Lihatstoma/area kulit peristomal pada setiap penggantian kantong
Rasional: Untuk mengetahui kondisi kulit pasiena pakah ada kerusakan kulit atau tidak.
Ukur stoma secara periodik misalnya tiap perubahan kantong
Rasional: Menentukan ukuran pada stoma.
Berikan perlindungan kulit yang efektif dan bersihkan kantong kolostomy.
Rasional: Dapat memberikan kenyamanan bagi klien.
Kosongkanirigasi dan kebersihan dengan rutin
Rasional: Menjaga hygiene dan kenyamanan pasien.
Awasiadanyarasa gatal disekitarstoma
Rasional: Adanya gatal pada stoma dapat disebabkan oleh alergi karena ketidakcocokan kantong.
Kolaborasidenganahli terapi
Rasional: Menentukan program terapi yang tepat bagi pasien